STORYPOS – Bertutur kata merupakan langkah
awal berinteraksi dengan seseorang. Dalam Islam, bertutur kata ada
adab-adabnya. Di antaranya; berkata baik atau diam, tidak berdusta untuk
membuat orang tertawa, dll. (Baca Adab Berbicara).
Dengan bertutur kata seseorang
dapat melakukan amal ma’ruf nahi mungkar. Tapi, bagaimana bila tutur kata yang
dilontarkan bersebrangan dengan apa yang dikatakan? Contoh; salah seorang teman
dekat fulan berpacaran dengan fulanah, lalu si fulan menerangkan kepada
temannya bahwa Islam melarang pacaran dan menyuruhnya untuk meninggalkannya. Tapi
di belakang temannya si fulan malah berpacaran. Bagaimana Islam memandang
perbuatan seperti ini? ...
Dalam Al-Qur’an diterangkan; “Hai
orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat
besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu
kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3)
Mengenai ayat ini Ibnu Katsir
berkata; “Ini merupakan pengingkaran Allah terhadap orang yang menetapkan suatu
janji atau mengatakan suatu ucapan tetapi ia tidak memenuhinya. Oleh karena
itu, ayat ini dijadikan sebagai landasan bagi ulama salaf yang berpendapat
mengharuskan pemenuhan janji secara mutlak, baik janji tersebut adalah sesuatu
yang harus dilaksanakan ataupun tidak.”
Oleh karena itu, bila seseorang
tidak memenuhi perkataannya maka ia akan termasuk dalam sabda Rasulullah Shallahu
‘Alaihi wa Sallam; “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika berjanji
ia mengingkari, jika berbicara ia berdusta dan jika dipercaya ia berkhianat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Di hadits lain Rasulullah Shallahu
‘Alaihi wa Sallam mengabarkan kepada kita bahwa sangat berat siksa orang
yang menganjurkan kebaikan atau mencegah dari yang mungkar tapi perkataannya
menyalahi perbuatannya.
“Akan didatangkan nanti pada hari
kiamat seorang laki-laki ia dilemparkan ke dalam neraka maka keluarlah
usus-usus perutnya, lalu berputar-putar di dalamnya bagaikan humar yang
berputar-putar di sekitar penggilingan. Maka berkerumunan ahli neraka
kepadanya, mereka berkata; “Hai fulan mengapakah kamu? Bukankah kamu dahulu
menganjurkan kebaikan dan melarang dari yang mungkar?” Maka dia menjawab; “Benar
saya dulu memerintahkan yang baik tetapi tidak mengamalkannya dan sya melarang
dari yang mungkar tetapi aku melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah di antara konsekuensi dari
tutur kata dan bila bertutur kata jelek atau dusta maka bersegeralah bertaubat
kepada Allah.
Ambillah pelajaran hai orang yang
memiliki pandangan. Allahu A’lam.